Selasa, 09 Juli 2024

Jalan khidmah yang kutempuh: Menjaga Niat Tulus dalam mengabdi pada Jam'iyah



Pagi itu, Saya bergegas menuju Kantor di Kabupaten. Sebagai Ketua MUI, saya memiliki tanggung jawab untuk menghadiri rapat persiapan Konferwil yang diundang oleh Ketua. Meskipun perjalanan ini terasa berat, sebab sebelumnya saya baru saja menyambangi dua anak saya yang ada di Pesantren Lirboyo Kediri dan Simorejo Kanor Bojonegoro.

Setibanya di acara rapat, saya dapat merasakan beberapa pandangan mata yang kurang begitu indah dari beberapa orang yang ada. Saya menyadari bahwa ada beberapa pihak yang masih kecewa dengan sikap saya terkait proses kontestasi KONFERCAB PCNU Bojonegoro sebelumnya. Karena selain sebagai ketua MUI saya juga mendapat amanat sebagai ketua MWCNU. Namun, Saya tetap berusaha tenang dan menanggapinya dengan penuh ketulusan hati.

Saya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi dan menerima semua yang terjadi serta semua konsekuensinya. Saya yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini tanpa coretan dari takdir Allah. Oleh karena itu, saya bertekad untuk tetap melangkah maju dengan hati yang lapang, melayani masyarakat dan membawa kebaikan bagi semua.

Seusai rapat persiapan Konferwil, Saya bergegas kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan, saya tak henti-hentinya merefleksikan perjalanan hidup yang penuh tantangan ini.

Mengingat kembali saat-saat sulit yang saya lalui, saya merasa bersyukur telah diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menghadapinya. Meskipun ada beberapa pihak yang masih belum dapat menerima keputusan ini, saya tetap berusaha untuk bersikap tulus dan bijaksana.

Sebagai seorang pemimpin di lingkungan MUI Kecamatan Margomulyo, Saya menyadari bahwa tidak semua orang dapat menerima keputusan saya dengan lapang dada. Namun, saya percaya bahwa setiap kejadian yang terjadi pasti memiliki hikmah dan rencana yang telah ditetapkan oleh Allah.

Sesampainya di rumah, Saya segera mempersiapkan diri untuk menunaikan salat Asar. Dalam doa dan sujud saya, kembali mengingat betapa besar nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Meskipun perjalanan hidup ini tidak selalu mulus, saya tetap bersyukur dan meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya.

Setelah selesai menunaikan salat, saya pun membuka Al-Qur'an dan merenungkan ayat-ayat suci yang memberikan keteguhan hati dan keyakinan akan rencana Tuhan yang Maha Agung. Dengan jiwa yang tenteram, saya pun beristirahat, mempersiapkan diri untuk menghadapi hari-hari berikutnya dengan penuh semangat dan optimisme.

Setelah merefleksikan perjalanan hidup, Saya semakin yakin bahwa saya harus senantiasa berusaha membersihkan niat dari segala kepentingan pribadi. Sebagai seorang pemimpin di lingkungan MUI, saya sadar bahwa semua yang saya lakukan harus didasari oleh semangat pengabdian dan khidmah kepada jamaah semata.

Saya memahami bahwa dalam menjalankan tugas ini, ada kemungkinan untuk terpengaruh oleh ego dan keinginan pribadi. Namun, saya bertekad untuk senantiasa mengintrospeksi diri dan memurnikan niat agar semua tindakan yang saya ambil benar-benar demi kepentingan bersama dan kemaslahatan umat.

Dengan tekad yang kuat, saya mulai menyusun ulang prioritas dan tujuan hidupnya. memastikan bahwa setiap keputusan yang saya buat, setiap langkah yang di ambil, dan setiap upaya yang saya lakukan adalah semata-mata untuk berbakti kepada Allah dan memberikan yang terbaik bagi Jam'iyah yang saya pimpin.

Saya menyadari bahwa tidak mudah untuk selalu menjaga niat yang tulus dan bersih. Namun, saya yakin bahwa dengan senantiasa berdoa, introspeksi diri, dan berpedoman pada ajaran agama, saya akan mampu menjalankan amanah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Dalam keseharian, saya berusaha menjaga sikap dan perilakunya agar terhindar dari segala bentuk kepentingan pribadi. Saya selalu memastikan bahwa setiap langkah yang saya ambil dilandasi oleh semangat pengabdian dan kesungguhan dalam melayani Jam'iyah dan umat. Dengan tekad yang kuat, saya berharap dapat menjadi teladan anak cucu di kemudian hari.

0 comments:

Posting Komentar